Yaslis Institute

We serve you better. We provide all you need in training, workshop, consultant and research human resource, health, hospital, insurance.

Analyses Health Situation in Papua Province Indonesia, 2009

Jumat, 25 Februari 2011

written by: Yaslis Ilyas[1] & Fediyani Saefudin [2]


ABSTRACT

Papua province is located in eastern part of Indonesia. The number population of Papua in 2007 are 2.1 millions people. It is about 2.1% of the Indonesian population. The number of origin people are 1,75 million and the rest are people from other provinces. The objective of study is to explore the health information of the human resource situation of Papua population. The structure of this research is survey. The focus group discussion (FGD) is used to explore the qualitative data. The FGDs are conducted in 6 city and district. The content analyses is used for qualitative data and triangulation is conducted to do check and cross check to 3 type of data such as: FGD information, secondary data and studi references. The result of study is: 1) Gap communication between the government and the community in term of knowledge, understanding and health action. Both parties are different in concept and works in self direction.2) There is limited coordination among the government institutions. 3) Thinks technical. Health problems are perceived technically. The major issues always are limited resources, personnel, money, supplies and drugs, low salary and so on. 4) Thinks partial. The health problem is not understood holistically. 5) The community tends to be object. 6) City orientation. Majority of the health personnel tend to stay in city even work in the village. 7) Patriarchy and kinship. Man is very dominant. All decisions are on the man’s hand. 8) Patent and generic drug. Patients feel not cure before getting injection. Patient doesn’t believe enough to generic drug. 9) Origin versus non origin people. There are any suspicious that increasing prevalence of HIV-AIDS is caused of the sex worker from outside Papua. 10) Where is integrated health post? Conclusion. There are any gap in term of perception, opinions, idea, and hope between the health officer and the people. Recommendation. There are needed the community’s awareness and participatory in public health program



Keywords: qualitative study, communication, coordination, thinks technical, thinks partial.


[1] Lecturer in Graduate Program, University of Indonesia

[2] Lecturer in Graduate Program, University of Indonesia

Model Sel Pengembangan SDM

Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah upaya untuk mewujudkan kecerdasan bangsa. Pembangunan SDM diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Masalahnya, bagaimana menggambarkan kebijakan pemerintah tersebut agar dapat difahami lebih mudah oleh setiap warga negara? Bagaimana peran-peran sektor untuk mengembangkan SDM itu sendiri.

Pengembangan SDM hanya dapat terjadi bila lingkungan atau organisasinya merupakanhappiness setting organization. Setiap SDM dapat mengembangkan bakat dan minatnya untuk mendalami bidang ilmu atau ketrampilan tertentu pada kondisi lingkungan yang kondusif dan menyenangkan. Lingkungan atau organisasi harus memberikan fasilitas, kesempatan, tantangan dan imbalan yg cukup untuk setiap SDM. Ketika SDM sudah memasuki dunia kerja maka imbalan tidak hanya bersifat non-finansial seperti: pujian, kesempatan dan lainnya, tetapi juga imbalan finansial agar dapat memenuhi membiayai kebutuhan dan aspirasi kehidupannya.

Untuk memudahkan pemahaman tentang pengembangan SDM, perlu dikembangkan suatu model yang disebut model sel pengembangan SDM. Suatu sel akan berkembang bila inti dan plasma sel sehat dan berada pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan sel untuk hidup dan berkembang. Artinya, SDM akan berkembang dengan normal pada lingkungan yang juga sesuai dengan kebutuhan spesifik. Bagaimana model sel pengembangan SDM ini bila diterapkan pada suatu komunitas tertentu? Sebagai contoh pada suatu wilayah provinsi di Indonesia. Pada model pengembangan ini, inti sel merupakan faktor internal SDM dan plasma sel merupakan faktor eksternal yang merupakan seluruh sektor dan kebijakan yang mempengaruhi perkembangan SDM.

Inti sel yang harus dikembangkan adalah manusianya dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan SDM seperti: tingkat pendidikan dan pelatihan, tingkat kesehatan dan tingkat pendapatan. Variabel ini merupakan faktor penting sebagai modal dasar agar SDM dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tantangan hidup yang dihadapi oleh setiap manusia. Faktor inti sel ini, dapat dianalisis dengan mempelajari data trend akan akan dikumpulkan data tiga atau lima tahun terakhir untuk dilakukan analisa “forecasting” yang akan memberikan gambaran “trend” masa mendatang. Dari “trend” ini akan memberikan petunjuk dalam menyusun pengembangan SDM yang ada di Provinsi tersebut. Sebagai pembanding (Benchmarking) akan digunakan angka rataan Nasional untuk capaian minimal yang akan dicapai pada tahun 2020, misalnya.

Plasma sel adalah faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan inti sel atau pengembangan SDM. Variabel tersebut adalah kebijakan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosio-budaya, dan ketenaga kerjaan. Variabel lingkungan plasma adalah faktor eksternal yakni industri, perdagangan dan pertanian, geografi dan iklim, demografi dan ketenagakerjaan. Variabel plasma ini merupakan faktor-faktor penting untuk memfasilitasi SDM dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tantangan hidup yang dihadapi oleh setiap manusia pada daerah tersebut. Variabe plasma sel ini dikumpulkan data tiga atau lima tahun terakhir untuk dilakukan analisa “forecasting” yang akan memberikan gambaran “trend” masa mendatang. Dari “ data trend” ini akan memberikan petunjuk dalam pengembangan SDM yang ada di Provinsi.

Model pengembangan Sel SDM terbingkai pada lingkungan pemerintahan kabupaten dan kota dan Provinsi. Pada tingkat kabupaten dan kota akan terdapat variasi indikator setiap indikator baik pada inti maupun plasma sel pengembangan SDM. Data akan memperlihatkan dan membandingkan komparasi pemerintahan kabupaten dan kota terhadap pembangunan SDM.


Variabel Lingkungan Internal

a. Tingkat Pendidikan Penduduk

Variabel ini akan mendeskripsikan tingkat pendidikan penduduk berdasarkan angka partisipasi, angka buta huruf dan lama rata-rata sekolah untuk setiap Kabupaten/Kota selama 3 tahun terakhir. Sehingga dapat diketahui tingkat partisipasi dan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan formal yang tersedia.

b. Tingkat Pendidikan aparat Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Variabel ini akan mendeskripsikan aparat PNS yang ada di berbagai instansi pemerintah, menurut tingkat pendidikan, golongan, dan rasio struktural/fungsional selama 3 tahun terakhir

c. Beasiswa (Fellowship)

Variabel ini akan mendeskripsikan SDM yang mengikuti program beasiswa. Sehingga dapat diketahui berapa jumlah SDM Provinsi yang mendapatkan beasiswa, program studi dan jenjang pendidikan yang diikuti, serta sumber pembiayaan yang didapatkan (baik dari pemerintah atau pun swasta).

d. Tingkat Kesehatan

Variabel ini akan mendeskripsikan angka kematian anak dan ibu, tingkat kelahiran, angka harapan hidup, dan indeks pembangunan manusia.

e. Tingkat pendapatan

Variabel ini akan mendeskripsikan jenis mata pencaharian penduduk dan pendapatan per kapita


Variabel Lingkungan Eksternal

a. Geografi

Variabel geografi; pada variabel ini akan dilihat tata ruang, batas wilayah dan letak strategis untuk iklim akan dilihat dengan indicator suhu, curah hujan di Provinsi tersebut.

b. Ketenagakerjaan dan aparatur

Variabel ketenaga kerjaan yang diukur melalui indicator yaitu: kesempatan kerja yang berada diluar, % pengangguran, program penciptaaan lapangan kerja. Aparatur diukur dengan tingkat kuantitas dan kualitas SDM.

c. Industri, Perdagangan dan Pertanian

Variabel pertanian dan perikanan akan diukur dengan melihat teknologi, jenis dan hasil pertanian dan perikanan yang diilakukan oleh penduduk. Terakhir, variabel industri kan dilihat jenis industri yang sudah digarap saat ini seperti:tambang, manufaktur, hasil bumi, hasil hutan, hasil laut, dan jasa.

d. Kependudukan

Variabel kependudukan akan diukur melalui indicator kependudukan seperti: tingkat kelahiran, tingkat pertumbuhan penduduk, sebaran penduduk, % beban penduduk dan variabel lainnya.

e. Kebijakan Pemerintah

Variabel kebijakan pemerintah Provinsi yang berkaitan langsung dengan peningkatan SDM. Pada variabel ini akan dilihat hubungan Visi, Misi, dan Tujuan Pembangunan dengan mempelajari Kebijakan Umum Pembangunan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang, Rencana Kegiatan Pembangunan Daerah dan APBD 3 sd 5 tahun yang lalu.

f. Ekonomi

Variabel ekonomi akan diukur dengan PDRB per kapita, alokasi APBD untuk peningkatan pendidikan dan pelatihan 3 sd 5 tahun yang lalu.

g. Kesehatan

Variabel kesehatan akan diukur dengan jumlah puskesmas per kabupaten, jumlah rumah sakit per kabupaten, ratio tempat tidur/penduduk, ratio dokter/penduduk, ratio perawat/penduduk, ratio bidan/penduduk, alokasi APBD untuk kesehatan 3 sd 5 tahun yang lalu.

h. Pendidikan

Variabel pendidikan yang diukur dengan jumlah SD, SMP, SMA dan PT; ratio murid dan guru, kemudahan akses terhadap pelayanan pendidikan, alokasi biaya pendidikan per murid, alokasi pengembangan guru, alokasi perawatan fasilitas pendidikan, alokasi APBD untuk kesehatan 3 sd 5 tahun yang lalu.

i. Sosio-budaya

Variabel sosio-budaya akan menggali informasi tentang kepercayaan, nilai, mitos dan kebiasaan masyarakat yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kaitannya pengembangan SDM Provinsi masa depan.

Cermat Memilih Asuransi Kesehatan

Jumat, 11 Februari 2011


Masih ragu soal asuransi? Coba mengenalnya lebih dekat dengan memahaminya lebih dalam.

Banyak orang yang memang alergi apabila mendengar kata-kata asuransi. Tidak dapat disalahkan karena ada orang-orang yang pernah memiliki pengalaman buruk dengan asuransi. Mulai dari bagaimana sulitnya mendapatkan klaim pembayaran, sampai trauma dikejar-kejar oleh agen asuransi.


Payung Sebelum Hujan

Apakah asuransi? Menurut Dr. Yaslis Ilyas, drg., MPH, staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pada prinsipnya asuransi adalah cara kita me-manage risiko yang probability nya besar yang kita tidak tahu kapan terjadinya sehingga ketika risiko itu dating kita bisa mengahadapinya. Masalah kesehatan adalah salah satunya.

Tak ada yang bisa menjamin kita senantiasa sehat dan punya cukup biaya untuk pengobatan jika suatu saat kita terserang penyakit. Penyakit kanker atau gagal ginjal misalnya butuh biaya yang cukup banyak agar dapat ditangani secara optimal. Sering kita temukan keluarga dari golongan menengah yang perlahan-lahan jatuh miskin karena membiayai pengobatan anggota keluarganya yang sedang sakit.

“Itulah kenapa kita butuh asuransi kesehatan, yaitu agar kita bisa me-manage risiko sedemikian rupa sehingga kita mendapat jaminan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika sakit,” papar Dr. Yaslis yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).


Jenis Asuransi

Secara umum asuransi kesehatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu asuransi sosial dan asuransi komersial.

  • · Asuransi Sosial

Asuransi sosial menggunakan prinsip “what you get what you need”. Pelayanan kesehatan yang kita dapatkan sesuai dengan yang kita perlukan. Iuran yang dibayar biasanya berdasarkan proporsi pendapatan. Salah satu penyelenggara asuransi sosial adalah PT. Askes Indonesia. PT Askes memberi pelayanan asuransi kesehatan kepada anggotanya yang terdiri dari pegawai negeri sipil dan non-sipil. PT Askes juga menjamin pasangan (suami/isteri), anak-anak peserta sampai usia 21 tahun dan pensiunan. Iuran dipotong setiap bulan sebesar 2 persen dari gaji pokok peserta dan 2 persen dibayarkan oleh pemerintah.

Penyelenggara asuransi sosial lainnya adalah PT Jamsostek. Melalui program jaminan pemeliharaan kesehatan, Jamsostek menjamin pelayanan kesehatan paripurna bagi tenaga kerja. Iuran dibayarkan sepenuhnya oleh perusahaan tempat tenaga kerja tersebut bekerja sebesar 3 persen dari upah tenaga kerja untuk tenaga kerja lajang, sedangkan untuk yang sudah berkeluarga sebesar 6 persen dari upah tenaga kerja.

Bagi masyarakat kurang mampu pemerintah juga menyediakan pelayanan asuransi kesehatan yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan melalui program Jamkesmas. Sasarannya adalah setiap orang miskin, gelandangan, pengemis dan anak terlantar.

  • · Asuransi Komersial

Asuransi komersial bersifat sukarela untuk orang-orang tertentu yang mampu membayar premi yang ditentukan oleh perusahaan asuransi. “Asuransi ini cocok untuk kalangan menengah ke atas” papar Dr. Yaslis. Karena sifatnya komersial dimana tujuan perusahaan adalah mencari laba maka diciptakan berbagai produk asuransi yang diminati banyak kalangan masyarakat. Premi asuransi ditentukan berdasarkan besarnya risiko dan benefit yang diinginkan.

“Asuransi ini memakai prinsip what you get what you pay”, ungkap Dr. Yaslis. Misalnya dua orang dengan risiko yang sama tapi membayar premi yang berbeda akan mendapat pelayanan yang berbeda, yang membayar lebih mahal misalnya dirawat di kelas I RS, sedang yang lebih murah di rawat di kelas II.


Istilah-istilah Dalam Dunia Asuransi

Kebanyakan dari Anda pasti kebingungan dengan berbagai ragam istilah asuransi. Pengetahuan yang mendalam tentang istilah-istilah tersebut sedikit banyak menolong anda dalam memilih asuransi tersebut. Berikut yang mesti Anda ketahui.

  • · Premi

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan sebagai kewajiban dari peserta asuransi atas keikutsertaannya pada program asuransi. Besarnya premi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan keadaan-keadaan dari tertanggung (peserta asuransi)

  • · Polis

Polis asuransi merupakan “kontrak” antara peserta dengan perusahaan asuransi. Semua ketentuan ditulis di polis seperti manfaat yang didapat oleh peserta, pemeriksaan, obat dan pelayanan kesehatan apa saja yang ditanggung oleh perusahaan asuransi. Di dalam polis juga tercantum pengecualian, yaitu hal-hal yang tidak ditanggung oleh perusahaan asuransi.

  • · Klaim

Klaim adalah permohonan atau pengajuan kerugian peserta terhadap perusahaan asuransi. Dalam asuransi kesehatan dikenal 2 jenis sistem klaim yaitu sistem managed care dan sistem reimbursement. Pada sistem managed care kita tidak perlu mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk mendapat pelayanan, Kita cukup menunjukkan kartu keanggotaan asuransi saat ingin mendapat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Sistem reimbursement mengharuskan kita membayar dahulu ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan, Kita bebas memilih di fasilitas kesehatan mana kita berobat. Untuk mendapat penggantian dari pihak asuransi kita harus mengumpulkan semua berkas-berkas asuransi yang menjadi syarat dibayarkannya klaim asuransi kita dan sesegera mungkin mengajukan klaim ke perusahaan asuransi.

TIPS SEBELUM MEMILIH ASURANSI

Saat ini banyak bermunculan lembaga asuransi yang menawarkan produk asuransinya. Dengan makin banyaknya asuransi yang berdiri, tentunya pilihan (calon) nasabah menjadi semakin banyak, bukan hanya satu atau dua perusahaan yang menawarkan berbagai macam fitur produk, tapi bahkan puluhan perusahaan yang memiliki produk asuransi. Agar kita tidak salah memilih asuransi, berikut beberapa tips yang perlu kita perhatikan :

1. Pilih perusahaan asuransi yang terpercaya, informasi bisa didapat dari teman, kerabat media, maupun agen asuransi.

2. Cermati juga premi yang harus Anda bayar, bandingkan dengan perusahaan lain yang menawarkan pelayanan yang sama.

3. Cermati jenis asuransi yang ingin Anda ambil, perhatikan penyakit-penyakit apa yang ditanggung dan penyakit apa saja yang termasuk pengecualian. Perhatikan juga pelayanan kesehatan apa saja yang dapat Anda terima.

4. Pelajari cara melakukan klaim asuransi. Jika memakai sistem provider perhatikan Rumah Sakit atau klinik mana saja di daerah Anda yang menjadi rekanan pihak asuransi. Jika memakai sistem reimbursement perhatikan cara dan syarat-syarat melakukan klaim. Jika anda memiliki agen asuransi (penghubung dengan perusahaan asuransi), proses klaim bisa dibantu oleh agen asuransi.

5. Sebelum menandatangani polis asuransi, baca kembali dengan teliti semua pasal yang tercantum di dalam polis.

Bila pembeli merupakan kelompok besar seperti perusahaan yang akan menjamin kesehatan pegawai sebaiknya menggunakan tenaga konsultan (ahli asuransi kesehatan) untuk membuat rancangan polis atau menilai polis yang ditawarkan dan memberikan saran jaminan yang pas untuk perusahaan tersebut.


(Disadur dari Majalah Dokter Kita edisi 12 - Thn IV - Desember 2010, artikel hasil wawancara Dokter Kita dengan Dr, drg, Yaslis Ilyas, MPH).